KELAS MENULIS JURNAL JURUSAN S1 HUKUM LATIH KETERAMPILAN MAHASISWA

Mahasiswa dan jurnal sebagai salah satu bentuk dari publikasi ilmiah, merupakan dua entitas yang satu sama kalin saling bertautan. Bagi mahasiswa, menulis jurnal merupakan salah satu aktivitas yang bukan hanya membuktikan bahwa mahasiswa adalah anggota masyakarat ilmiah, tetapi juga upaya untuk mengasah kemampuan argumentasi, meningkatkan kemampuan kerja sama dan menjelaskan secara sederhana, pembuktian kompetensi dan portfolio, berkontribusi untuk pengembangan ilmu pengetahuan, dan memperdalam pemahaman di bidang ilmu tertentu. Hanya saja, tidak semua mahasiswa memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menulis jurnal. Oleh sebab itu, Jurusan S1 Hukum menginisiasi kegiatan Kelas Menulis Jurnal Bagi Mahasiswa.

Kegiatan yang bertujuan untuk melatih kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam menulis jurnal ini dilaksanakan pada Senin, 6 November 2023, bertempat di Ruang Video Conference, Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung, dihadiri oleh lebih dari 100 mahasiswa Jurusan S1 Hukum Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung. Hadir sebagai pemateri, yakni Darwance, S.H., M.H., dosen Jurusan S1 Hukum Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung yang juga Chief in Editor Jurnal Pengabdian Hukum BESAOH dan Reviewer Jurnal Nasional Terakreditasi, Dr. Iza Rumesten, R.S., S.H., M.H., Dosen Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, yang juga Editor in Chief Repertorium: Jurnal Ilmiah Hukum Kenotariatan dan Reviewer Jurnal Internasional Bereputasi maupun Nasional Terakreditasi yang hadir via Zoom Meeting, dan  Winanda Kusuma, S.H., M.H., dosen Jurusan S1 Hukum Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung yang juga Managing Editor Jurnal Hukum Progresif, dipandu oleh Bunga Permatasari, dosen Jurusan S1 Hukum Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung, yang juga Managing Editor Jambe Law Jurnal.

"Menulis jurnal membutuhkan niat dan tekad. Ini karena jurnal berbeda dengan karya ilmiah yang lain, termasuk artikel di media massa. Pada jurnal, pasti ada aspek kontrol, mulai dari editor sampai reviewer. Jadi, dalam menulis jurnal seseorang harus harus membaca ketentuan terlebih dahulu. Jika tidak memenuti, dampaknya tidak akan dipublikasi. Oleh sebab itu, kami berharap mahasiswa hukum bisa membiasakan diri untuk menulis jurnal," kata Dekan Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung, Dr. Derita Prapti Rahayu, S.H., M.H., dalam sambutan saat membuka acara.

Pada pemaparannya dengan judul “Menemukan dan Mengidentifikasi Masalah Dalam Penulisan Jurnal”, Darwance, S.H., M.H. mengatakan bahwa salah satu masalah yang dihadapi oleh siapa pun saat hendak menulis adalah, “Apa yang akan saya tulis?” Oleh sebab itu, penting untuk memiliki kemampuan dalam menemukan dan mengidentifikasi masalah. Ibarat konstruksi sebuah bangunan, masalah inilah yang kemudian akan dijadikan sebagai pondasi sebagaimana terteuang dalam latar belakang. Ia menambangkan, sesuai jenis penelitian yang berkembang saat ini, yakni normatif dan empiris, maka masalah pun harus berakadar dari salah satu dari kedua hal ini. Apabila hendak mengkaji secara normatif, maka masalahnya harus lahir dari kerangka sebuah norma.

"Ada tiga pintu masuk, yakni kekosongan hukum, ada hukum tetapi tidak jelas, atau ada tapi saling bertentangan. Sementara itu, jika empiris, harus mampu menemukan celah antara seharusnya dan senyatanya (das sollen dan das sein)," terangnya.

Narasumber berikutnya, Dr. Iza Rumesten, R.S., S.H., M.H., pada pemaparan dengan judul “Metode Penelitian dan Teori; Bagaimana Mengembangkannya Pada Pembahasan?”, bahwa seorang peneli yang akan menuangkan hasil penelitiannya dalam bentuk jurnal, harus mengembangankan rasa ingin tahu melalui pertanyaan (5W+1H) agar mudah menemukan ide-ide yang dapat ditulis, sehingga menulis menjadi mudah. Ia mengatakan, sumber ide ada di mana-mana, sehingga yang dibutuhkan adalah sikap mental yang kondusif dan kebiasaan mengamati situasi sekitar.

"Selain itu, perlu mengetahui tempat atau situasi aktivitas apa yg dapat memicu ide kreatif untuk menulis," katanya menjelaskan.

Berkaitan dengan teori yang sering disebut sebagai pisau bedah fenomena, sekaligus pisau analisis data dalam rangka konstruksi teori baru temuan, Dr. Iza Rumesten, R.S., S.H., M.H. menjelaskan bahwa landasan teori dimanfaatkan juga sebagai pemandu agr fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu, landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sbagai bahan pembahasan hasil penelitian.

Pada pemaparan dengan judul “Penggunaan Ragam Gaya Selingkung Pada Jurnal”, Winanda Kusuma, S.H., M.H. salah satunya menyampaikan beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pada penulis jurnal. Seseorang tidak diperbolehkan melakukan publikasi atas Sebagian besar hasil kerja yang sama karya ilmiah tugas akhir (skripsi, tesis, disertasi).. Selain itu, idak dibenarkan mengurangi, mengaburkan, dan memodifikasi gambar tanpa ijin. Perubahan atas penampakan seperti cahaya, kontras, warna dapat dibenarkan sepanjang tidak mengubah gambar. Penulis wajib menyediakan sumber darimana gambar tersebut diperoleh.

Acara diakhiri dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa, yakni soal teknik pengutipan dan phrase phrase, penggunaan artificial intelligence (AI) dalam penulisan jurnal, dan penggunaan bahasa baku. Mahasiswa tampak antusias mengikuti kegiatan ini. Apalagi, suatu saat nanti, sesuai  dengan kebijakan pemerintgah saat ini, jurnal bisa menjadi alternatif tugas akhir selain skripsi.